22 May 2009

Memenuhi Kebutuhan Kolagen


Seiring dengan bertambahnya usia, jumlah kolagen semakin berkurang. Salah satu momok yang paling mengerikan bagi para wanita adalah bertambahnya usia dan diikuti dengan mulainya proses penuaan yang tampak pada kulit. Proses penuaan kulit biasanya ditandai dengan kulit yang nampak kasar atau mulai timbul garis-garis halus pada wajah. Menurut Juliana Yu, Cosmetologist /Aesthetician MD.H. CIBTAC,BABTAC, IPTI, CIDESCO, Dipl International, proses penuaan sebenarnya sudah dimulai pada usia 20 tahun.

Banyak faktor yang sangat berpengaruh terhadap proses penuaan. Diantaranya stres yang tinggi dan kurangnya asupan nutrisi sebagai faktor Intrinsik, dan sinar matahari, polusi udara, asap rokok serta gaya hidup sebagai faktor ekstrinsik. Karena itu, sangat penting merawat kulit sejak dini.

Juliana menjelaskan, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk merawat kulit adalah dengan mengkonsumsi nutrisi yang seimbang. Kolagen merupakan nutrisi yang memiliki peran terpenting dalam elastisitas dan kehalusan kulit. Ini berupa senyawa protein penyusun jaringan-jaringan tubuh, termasuk kulit dan berada di lapisan dermis.

Bersama dengan keratin dan elastin (keduanya juga merupakan senyawa protein), kolagen berfungsi untuk mempertahankan kekuatan dan elastisitas kulit. Pada kulit yang sehat, kolagen dan elastin selalu dapat diperbaharui. Kolagen juga penting untuk mereparasi kulit yang luka Namun seiring dengan bertambahnya usia, jumlah kolagen semakin berkurang. Inilah yang menyebabkan berkurangnya elastisitas kulit dan munculnya keriput pada kulit.

Kini, proses penuaan kulit semakin diperburuk dengan banyaknya polusi dan sinar matahari. Dua hal ini menjadi faktor utama terjadinya penuaan kulit. Sinar matahari diketahui dapat merusak kolagen dan elastin pada kulit sehingga menyebabkan kulit tampak kasar dan tidak elastis.

Tingkat stres yang tinggi juga sangat berpengaruh terhadap berkurangnya tingkat kolagen di dalam tubuh kita. Stres mengakibatkan metabolisme tubuh kita menjadi berkurang dan berakibat pada penurunan tingkat kolagen di dalam tubuh. Kolagen dapat bekerja secara maksimal dalam mempertahankan elastisitas dan kekenyalan kulit apabila ditunjang dengan vitamin C yang dapat berfungsi sebagai anti oksidan. cl2

*)Majalah Wanita Republika Juli 2008

Mencegah Anak Berbohong



Upaya utama mencegah anak berbohong adalah jangan pernah berbohong di depan anak. Usahakan untuk tidak memberi contoh konkret berbohong yang mengandung makna bahwa berbohong itu tidak apa-apa. Toh, kita sebagai orang tua melakukannya juga. Justru kita harus sering-sering memberi contoh konkret kejujuran.

Misalnya, ceritakan bahwa kita mengembalikan kelebihan uang kembalian ketika berbelanja. Meskipun berat tapi kita tetap melakukannya juga, Ini akan memberi contoh langsung yang akan memberi inspirasi anak kita untuk melakukannya juga. Karena salah satu cara terbaik mendidik seorang anak adalah dengan memberi contoh secara langsung.

Usahakan untuk kompak bersama pasangan kita. Terkadang satu orangtua bersikap otoriter kepada anak, sedangkan yang satu lagi lebih permisif. Contohnya, ibu melaranng anak untuk makan makanan mengandung gula sebelum makan. Sementara itu, ayah memberi izin secara sembunyi-sembunyi. Keadaan demikian akan membuat anak berpikir bahwa peraturan apapun memiliki celah-celah yang dapat dimanfaatkan. Jadi, sebaiknya hindari sikap-sikap yang dapat merusak kepribadian anak kita dikemudian hari. cl2 *)

*) Majalah Wanita Republika Juli 2008

07 May 2009

Perpustakaan dan Akreditasi

Keberadaan perpustakaan di sebuah perguruan tinggi mutlak adanya. Perpustakaan adalah sarana penunjang akademik dari sebuah perguruan tinggi untuk sivitas akademika. Tanpa perpustakaan, dapat dipastikan sebuah perguruan tinggi akan dipandang "buruk" oleh Badan Akreditasi Nasional. Akibatnya akan menurunkan pamor dan kualitas perguruan tinggi tersebut dimata negara dan masyarakat.

Secara teknis, perpustakaan akan dilihat :

1. Pengelolaannya.
Apakah sesuai dengan standar perpustakaan atau belum. Ataukah sekedar menjajar
buku di rak ketika dilakukan visitasi, dan kemudian dikembalikan kepada pemiliknya
setelah visitasi sudah selesai.

2. Pengembangan SDM-nya.
Apakah perpustakaan dikelola tenaga yang kompeten di bidangnya dan bagaimana
mereka dikembangkan oleh lembaganya.

3. Pengembangan sarana dan prasarana.
Apakah jumlah dan jenis buku, jurnal, majalah, dan sarana yang dimiliki perpustakaan
dapat menunjang dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

4. Kerjasama dan jaringan perpustakaan.
Seberapa jauh perpustakaan mengembangkan hubungan simbiosis mutualisme dengan
lembaga-lembaga lain yang berkaitan ataukah perpustakaan menjadi "jago kandang"
dalam pemenuhan kebutuhan informasi pengguna.

5. Pengembangan minat baca.
Minat baca pengguna di sebuah perpustakaan dapat dilihat dari jumlah pengunjung
maupun peminjam koleksi perpustakaan. Tetapi perlu diketahui bahwa, tidak semua
pengunjung perpustakaan itu gemar membaca. Dan hampir dapat dipastikan jika
seorang pengguna yang meminjam koleksi perpustakaan, pasti akan dibaca. Sehingga
untuk mengetahui data riil pengguna yang mempunyai minat baca adalah jumlah
peminjaman itu sendiri.

06 May 2009

Resensi Buku : Kepemimpinan Berkarakter : Telaah tentang Pemimpin Efektif


Judul      : Kepemimpinan Berkarakter : 
Telaah tentang Pemimpin Efektif
Pengarang : Agus Wijaya, N. Purnomolastu,
A.J. Tjahjoanggoro
Penerbit : Brilian Internasional
Tahun : 2009
Kolasi : xviii, 209 p.; 20 cm
Harga : 45.000,- an
Peresensi : Masyhur (Pustakawan Ubaya)


Pemimpin dengan segala beban yang diembannya tetap sangat menarik untuk diperbincangkan, diperdebatkan, sampai dituliskan dalam sebuah buku. Kekuatan, kekuasaan, kemasyhuran, kejayaan, pengaruh, dan kekayaan menjadi pemicu orang untuk menjadi pemimpin. Tetapi untuk menjadi seorang pemimpin tidaklah semudah kita membicarakannya atau menuliskannya. Paling ekstrim, seorang calon pemimpin akan melakukan apa saja asal tujuannya tercapai. Menjadi seorang pemimpin, baik di level lembaga, organisasi, perusahaan maupun pemerintahan.

Ketika sang pemimpin telah menggenggam apa yang didambakannya berupa kekuasaan dll, maka akan terlihat jelas kapasitas dan karakter sang pemimpin. Apakah ia termasuk the dream leader, sang pemimpin amanah yang menebarkan hawa sejuk dan kepuasan bagi bawahan dan oraganisasi. Ataukah ia seorang diktator kolot yang takut akan
perubahan dan keunggulan kompetitornya.

Fokus utama buku ini adalah karakter pemimpin yang efektif, pemimpin ideal yang didambakan banyak pihak. Disertai dengan teori kepemimpinan yang disandingkan dengan konsep manajemen, buku ini memaparkan pula bahasan keterampilan kepemimpinan praktis yang dibutuhkan dalam mengelola kelompok sebagai tim kerja. Dengan bahasan ilmiah namun disampaikan dengan gaya bahasa populer dan praktis sehari-hari, buku ini menawarkan temuan baru dalam praktis keseharian terkait erat dengan iklim dan budaya organisasi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan buku ini dapat dijadikan sebgai alternatif yang memberi kesempatan diskusi seluasnya untuk menerima wacana kepemimpinan dan manajemen universal yang inofatif berdasarkan kearifan lokal.

Diawali dengan endorsmen yang cukup banyak dari rekan-rekan kerja dan beberapa manajer, penerbitan buku ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan bagi masyarakat umum yang ingin terus meningkatkan kemampuan dan karakter kepemimpinan di masa depan, juga sebagai bahan bacaan ajar bagi para mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah kepemimpinan (leadership), dan juga dapat dipergunakan sebagai materi pelatihan management and leadership.

Selamat membaca.